Ssh... Jadikan Aku Simpanan


Film seperti ini hadir bukan untuk dipuji. Semua orang tahu itu. Yang tidak orang ketahui adalah fakta bahwa film komedi berbalut unsur seksual kurang populer di sinema Indonesia belakangan ini. Siapa menyangka sosok Julia Perez dengan mudah bisa diabaikan fans beratnya? Itulah yang terjadi ketika saya menonton Ssh... Jadikan Aku Simpanan (penulisan judul saya sesuaikan dengan yang tertulis di opening credit.) Hanya enam orang penonton dalam satu studio, sudah termasuk saya. Padahal konon film-film Jupe selalu rame diserbu 'penggemar setia'-nya.

Virgo Putra Film yang merupakan PH berpengalaman di bidang sunting seksual (Gadis Metropolis, Selir Durgaratih, Godaan Membara) kembali menguatkan imej lamanya. Mencengangkan kemudian ada nama Acha Septriasa dan Hanny R. Saputra dalam deretan tim Ssh... Ada dua asumsi muncul. Pertama, Virgo menginginkan produksi seperti film legendaris Inem Pelayan Seksi (1976). Inem... tidak bisa lepas dari bahasan ini karena kesamaan genre dan dampak psiko-sosial yang lahir dari tema film. Jika Inem... menyentil laki-laki yang doyan 'memelihara' pembantu rumah tangga maka Ssh... menyindir kaum perempuan yang lazim disebut 'simpanan'. Kedua, bisa jadi pembuktian bahwa aktor dan filmmaker Indonesia mulai menyebar ke semua lini. Mereka tidak lagi sungkan untuk menjajal peluangnya di kelas dan segmen yang selama ini menjadi oposisi mereka. Hanny boleh diberikan kesempatan untuk ini. Tapi sayang film ini juga menganugerahkan award film terburuk sepanjang kariernya. Tidak ada range dan hit. Segala kemampuan sinemanya seperti menghilang tiba-tiba. Sampai terpikir apakah benar ini film seorang Hanny R. Saputra? Oh la la.

Cassandra Massardi (Oh Baby, Kawin Laris, Get Married 2) menulis skenario Ssh... seperti tidak kehabisan akal untuk menciptakan pojok tawa. Harus diakui ia berhasil membuat kami yang hanya berenam orang ini tertawa dari menit pertama sampai akhir. Ajaibnya lagi, ia mampu mengaduk-aduk emosi penonton pada beberapa dramatic scene.

Beberapa scene yang layak disimak:

*Ketika Pamela coba-coba menjadi perempuan simpanan dengan menggoda laki-laki di mal
*Pamela memperdayai Gino untuk memuluskan castingnya sebagai pemain film
*Saat Tisya menyerahkan Bram kepada Pamela
*Tisya memutuskan pergi dari club

Acha Septriasa. Kalau Anda mencermati betul, ia penyampai pesan yang baik dalam semua film-filmnya. Termasuk disini pun -dalam film ecek-ecek-- ia memberi kejutan seperti yang selalu menjadi ciri khasnya. Bukti bahwa ia mempunyai comic timing yang baik ada dalam film ini.
Saya belum pernah menonton film Jupe dan jujur saya menyukai caranya berekspresi dalam Ssh... Terlebih dalam satu scene dimana Jupe dan Acha berbicara filosofi hidup perempuan simpanan. Jupe ternyata bisa berakting, lihatlah film ini sekali saja!
Ayu Azhari seperti kehabisan tawaran bermain film. Gaya seronok sebenarnya sudah tidak sesuai era. Hel..lo! You are Ayu Azhari, not Sarah nor Rahma Azhari.
Zidni Adam, pendatang baru yang cukup menyegarkan dengan kemampuan aktingnya.

Ssh... menceritakan Pamela (Acha Septriasa) yang memutuskan menjadi perempuan simpanan setelah ia diusir dari rumah orang tuanya. Biang masalahnya sepele. Pamela gemar menghamburkan uang untuk shopping dan suatu ketika tabungannya ia pakai untuk membeli sepatu mahal. Gino (Zidni Adam), sahabat Pamela, membantu mencarikan jalan keluar. Salah satunya agar Pamela mau bekerja di cafe tempatnya bekerja. Pamela menolak dan lebih memilih jalur instan. Tisya La Fontaine (Julia Perez), seorang bos perkumpulan perempuan simpanan kelas atas bernama Mekar Sari Club, kemudian menjadi dewi penolong buat Pamela. Di tempat itu juga ada Nining (Ayu Azhari), seorang anggota senior. Setelah bergabung dalam club ini Pamela justru menemukan apa yang ia cari sebetulnya tidak berada disini.

2/5


(KP/170110)

2 comments:

Anonymous said...

filmnya kocak.gue ngga brenti ngakak

Anonymous said...

di film ini Mekarsari club terinspirasi dari Mekarsari, perempuan simpanan yang berhasil mendepak istri sah, diperistri oleh sang lelaki dan diberi harta melimpah atas namanya sendiri. Kog mirip sama kisah Mayangsari ya? Kebetulan?