Movie Review: Dalam Mihrab Cinta

Pluses and Minuses on Mr Shirazy's Directorial Debut


+es

1. Bagi penggemar tulisan Habiburrahman El Shirazy, film ini sebuah kado istimewa setelah tiga karya pemilik nama alias Kang Abik difilmkan lebih dulu.

2. Tanpa bayang-bayang profesi aslinya, debut Kang Abik sebagai sutradara bisa dikatakan mapan.

3. Banyak orang memicingkan mata kepada Dude Harlino. Hanya dengan satu film ini, ia menjawab semua keraguan mereka. Anda boleh tidak setuju. Tetapi saya yakin ia akan mendapatkan peluang emas setelah ini. Seperti Reza Rahardian yang 'diangkat' Hanung Bramantyo lewat Perempuan Berkalung Sorban (2009).


4. Anda sudah bosan menonton film nasional berlatar kota Jakarta dan Yogyakarta? Kali ini Anda diajak berwisata ke Kediri dan Pekalongan. Gratis.

5. Niniek L. Karim sangat aktif bermain film lagi pasca Ca Bau Kan (2002). Barangkali Anda masih ingat ujarannya di Emak Ingin Naik Haji (2009), "Bawaannya mau nampiiil aja." Sekarang ia lagi-lagi melontarkan beberapa quote yang mampu membuat heboh seisi gedung.

6. Penonton laki-laki bisa dimanjakan oleh Asmirandah yang kali ini tampil cukup intens setelah sekelebatan di Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009). Dengan atau tanpa kerudung ia tetap menawan.


7. Alm. Adra P. Daniel meninggalkan rekam jejak yang cukup baik dalam sastra populer. Larasati: Si Tampang Horor (1990), Segala Cinta yang Kauberi (1993), dan Saras 008 (1999) beberapa judul terbaiknya. Ia mempersembahkan karya terakhirnya dalam film ini.

8. El Manik jarang 'dipekerjakan' akhir-akhir ini. Seharusnya, untuk aktor sekelasnya, ada kesempatan besar untuk itu. Pengecualian di sini. Thanks to Chaerul Umam for bringing him home!

9. Setelah seminggu lebih diputar di sinepleks, film ini masih saja menyedot penonton dari berbagai usia, jender dan ras. Saya lihat beberapa warga keturunan dan bule ikut larut. Ternyata film reliji hanya julukan.

10. Climax scene memang sama dengan film Kang Abik sebelumnya. Tapi di menit berapa dan siapa pelakunya, Anda tonton sendiri saja. Yang pasti cukup untuk membuang kejengkelan pada poin-poin berikut:


-es

1. 30 menit pertama yang diisi adegan emosional -isak tangis- oleh hampir semua karakter.

2. Warna-warna kostum yang digunakan para karakter sering tidak berpadu dengan warna latar cerita.


3. Akting para stunt in terlihat masih sangat amatir, dan bahkan terjadi pada beberapa pendukung utama.

4. Gambar yang beberapa kali blur. Apakah terjadi di screen saya saja? Bagaimana dengan Anda?

5. Gemas dengan tokoh laki-laki yang selalu dikerumuni banyak perempuan cantik dan harus memilih. Uh-oh! The good life is not only about choosing a woman, Mr Shirazy.


3/5



(MG/020111)

1 comments:

Anonymous said...

sbg fans kang abik puas banget sama film ini... keren lah
nggak sia sia ngantri xp