Jenny Rachman Kembali


Ke mana saja perginya aktris senior Jenny Rachman? Wajah perempuan berdarah campuran Aceh-Tionghoa ini tidak lagi menghiasi dunia layar lebar. Sejak membintangi film Hatiku Bukan Pualam (1985) garapan sutradara Nasri Cheppy, Jenny seolah vakum dari dunia yang membesarkan namanya itu.

"Banyak yang bertanya ke mana saya selama ini? Saya memang sengaja vakum. Saya ingin mengamati perkembangan film Indonesia dari jauh. Bila dulu saya sebagai pemain, kini hanya sebagai pengamat. Jadi, sebenarnya saya tidak pernah pergi jauh," papar Jenny saat ditemui SP di acara konferensi pers Lintas Generasi Jenny Rachman di Jakarta, Minggu (10/1).

Nama Jenny di belantika film layar lebar memang terbilang sukses. Lebih dari 50 film ia bintangi. Bahkan, beberapa penghargaan juga diraihnya. Sebut saja film Gadis Marathon (1981), Doea Tanda Mata (1984) dan Kabut Sutra Ungu (1979) yang menobatkan Jenny sebagai Aktris Terbaik Asia.

Berdasarkan prestasi gemilang tersebut, ia pun layak disebut The Queen of Indonesian Cinema. Tetapi, bagi Jenny, menjadi ratu layar lebar bukan berarti harus aji mumpung. Meskipun sempat mengecap masa kejayaan di era 1980-an, Jenny tidak mau sembarangan menerima tawaran kerja. Terbukti, selama hampir 24 tahun, ia konsisten tidak menerima tawaran bermain sinetron. Baginya, sinetron hanya akan membatasi kreativitas akting seorang aktor atau aktris.

"Saya tidak suka bermain sinetron. Peran dalam sebuah sinetron sangat terbatas. Si pemain harus berbagi dengan iklan dan durasi. Walhasil, akting yang keluar juga hanya setengah-setengah," lontarnya.



Meluncurkan Buku

Kini setelah lama vakum, Jenny memutuskan untuk kembali. Namun, bukan sebagai bintang film. Ia kembali menuangkan kreativitas dalam sebuah buku. Rencananya, buku yang berjudul Kutemui RidhoMu itu, secara resmi beredar pada 18 Januari mendatang. Buku ini sekaligus menjadi bentuk ucapan syukur Jenny dalam menginjak usia 51 tahun. Buku yang berisi pengalaman dan kisah hidup Jenny tersebut, ditulis oleh Alberthiene Endah.

Selain peluncuran buku, ibu dari Ayu Sekarini ini juga akan memutar ulang enam film layar lebarnya. Film-film tersebut adalah Gadis Marathon, Kugapai Cintamu, Kabut Sutra Ungu, Kartini, November 1828, dan Doea Tanda Mata. Rencananya, film tersebut diputar di Cinema Hall Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, pada Kamis (14/1) dan Jumat (15/1).

Tujuan pemutaran enam film pilihan, dikatakan Jenny adalah sebagai bentuk apresiasi. Ia berharap, lewat film tersebut, bintang-bintang muda bisa memetik sebuah pelajaran. Sebab, menjadi pemain film bukan hanya mengecap ketenaran. Aktris atau aktor selayaknya bisa memberi panutan masyarakat. [A-23]


Photo Credit: Kapanlagi.com

1 comments:

Anonymous said...

kemarin tidak liat acara lintas generasi =( telat info... baru tau. (Monique)